Persekutuan Misterius Benedict dan Dilema Sang Tawanan Jilid 3

Penulis          : Trenton Lee Stewart
Penerjemah  : Maria M. Lubis
Penyunting   : Nadya A.
Ilustrasi         : Ella Elviana
Penerbit        : Matahari
Tahun            : 2011
Kolasi            : 446 p. : ill ; 25 cm
Kelas             : 899.221.3
ISBN              : 9786028590280
Buku ketiga
Walaupun jumlah halamannya lebih sedikit, buku ke-3 ini memerlukan waktu lebih banyak untuk dibaca. Bahkan nyaris gak tamat, hup. Akhirnya saya melompati beberapa halaman. Mungkin karena sudah kehabisan energi ya atau karena model penceritaan, tokoh, hingga alurnya sama dengan buku sebelumnya. Kebosanan menerjang nih.
Padahal sebenarnya ini buku bagus. Jalan ceritanya sama dengan buku sebelumnya. Bagaimana Reynie dan kawan-kawan menghadapi anak buah Mr. Curtain. Misinya masih sama, mencegah Mr. Curtain menggunakan mesin pembisiknya untuk kejahatan. Mr. Benedict sendiri yang menyimpannya di bawah tanah berikut komputer-komputer. Tak ada satupun yang boleh menyentuhnya. Dijaga dengan penjagaan super ketat.
Tapi nggak seru dong kalau Mr. Curtain nggak berhasil membobol. Nah, petulangan pun dimulai dengan ulah Mr. Curtain yang berhasil menculit Reynie dan kawan-kawan lalu mengambil Sang Pembisik. Seperti halnya Persekutuan Benedict yang makin pintar, maka Mr.Curtain pun makin canggih. Ia bisa mensabotase listrik. Anak buahnya pun makin tangguh.
Seru-seruan kembali dimulai. Masing-masing kelompok mengeluarkan kelihaiannya. Sayangnya di buku ini adegan kelahinya sudah makin keras dan ganas. Jadi buku ini sudah bukan buat buku anak usia muda lagi. Ya, mungkin lebih cocok untuk usia 12 tahun ke atas. Alat yang dikeluarkan Mr. Curtain udah mulai sadis misalnya sarung tangan pelumpuh, setrum dan lain-lain.
Ada hal yang cukup mengganjal, yakni hal-hal yang tidak logis misalnya kemampuan Constante yang sepertinya kurang masuk akal untuk anak seusia balita seperti dia. Sehingga membuat banyak unsur kebetulan yang sebetulnya malah bikin cerita nggak logis. Tapi ya namanya juga dongeng fiksi. Alurnya pun sudah makin longgar sehingga tak semenarik buku pertama. Namun pendeskripsian latar dan adegan masih cukup apik. Pemilihan diksi-nya pun keren.

Buku ini dapat dibaca di perpustakaan sma negeri 3 yogyakarta

Persekutuan Misterius Benedict dan Perjalanan Maut Jilid 2

Penulis          : Trenton Lee Stewart
Penerjemah  : Maria M. Lubis
Penyunting   : Nadya A.
Ilustrasi         : Ella Elviana
Penerbit        : Matahari
Tahun            : 2010
Kolasi            : 546 p. : ill ; 25 cm
Kelas             : 899.221.3
ISBN              : 9786028590068
Buku kedua  
Masih bercerita tentang petualangan Reynie, Sticky, Kate dan si mungil Constance. Keempat anggota Persekutuan Benedict ini makin lihai dan pintar. Penokohan di buku ini juga makin kuat. Kita diperkenalkan dengan kehidupan pribadi masing-masing. Unik-unik banget karakternya. Misalnya Kate yang sangat lincah, pintar akrobat dan segala macam. Dan ternyata si kecil Constante itu masih balita, hoaa… tapi pintar banget.
Kemampuan keempat anak ini makin menonjol. Mereka juga belajar banyak dari para pengasuhnya yakni Mr. Benedict, Milligan yang ternyata pandai kelahi, dan juga asisten Mr. Benedict, Rhonda. Mereka menghadapi musuh yang sama yakni anak buah Mr.Curtain tapi kali ini lebih berat yakni: Manusia Sepuluh.
Petualangan di buku ini lebih seru karena mengambil latar outdor. Ada lautan, pelabuhan, pulau, hutan dan gua yang asik untuk dijelajahi. Apalagi penulis mendeskripsikan setiap tempat dengan sangat sangat detail. Misalnya ketika menggambarkan tentang pelabuhan Stonetown, dituliskan hingga ke suara, suasana keriuhan bahkan burung pun tak luput ikut dideskripsikan. Dengan alunan kata yang luar biasa keren.
Perkelahian antara kelompok Benedict dan kelompok Curtain juga digambarkan dengan apik. Pertarungan tambah keras, tapi tidak banyak adegan kekerasan yang sadis, yang ada malah kocak tapi tetap seru dan menegangkan.
Sayangnya buku ke-2 ini sudah tak membuat saya penasaran. Akhir cerita sudah tertebak, apalagi sudah tahu masing-masing karakter tokoh dan akan dikemanakan para tokoh ini. Jadi pembacaan buku ke-2 tak secepat buku pertama. Tapi after all, buku ini bagus. Hanya perlu siapkan luang waktu dan energi saja. Kalau membacanya berjeda agak lama dari buku pertama, mungkin perlu sedikit mengulang mengingat para tokoh dan alur sebelumnya.

Buku ini dapat dibaca di perpustakaan SMA Negeri 3 Yogyakarta

Persekutuan Misterius Benedict Jilid 1

Penulis          : Trenton Lee Stewart
Penerjemah  : Maria M. Lubis
Penyunting   : Nadya A.
Penerbit        : Matahari
Tahun            : 2009
Kolasi            : 574 p. : ill ; 25 cm
Kelas             : 899.221.3
ISBN              : 978979114134542

Persekutuan Misterius Benedict merupakan nama kelompok empat anak berbakat yang direkrut oleh seorang jenius bernama Mr. Benedict. Melalui iklan di koran, Mr. Benedict mengadakan tes untuk menyaring bibit-bibit muda. Di akhir tes yang diikuti ratusan anak, hanya empat anak istimewa yang lulus. Mereka adalah Reynie, Sticky, Kate, dan Constance. Keempat anak tersebut memiliki latar belakang yang mirip. Reynie seorang yatim piatu, Sticky adalah bocah yang tidak diinginkan orang tuanya, Kate sejak kecil sebatang kara hidup bersama rombongan sirkus, sedangkan Constance tidak mengetahui orang tuanya.
Mr. Benedict mengumpulkan keempat anak tersebut untuk dididik dalam sebuah rumah rahasia. Ternyata, merupakan kebiasaan Mr. Benedict untuk merekrut anak-anak. Beberapa angkatan terdahulu kelompok bikinan Mr. Benedict ini lantas menjadi asistennya, yaitu Rhonda, Si Nomor Dua, dan Milligan. Dalam waktu singkat anak-anak harus mempelajari misi, menghapalkan kode Morse, sekaligus saling menyesuaikan diri dengan karakter teman baru mereka. Reynie pandai memecahkan teka-teki dan memiliki sifat pemimpin. Sticky adalah pembaca cepat dan penghapal yang hebat namun mudah gugup dan tidak percaya diri. Kate si gadis periang bertubuh lentur dan selalu banyak akal dengan ember yang selalu dibawa kemana-mana. Constance adalah bocah bertubuh mungil yang keras kepala, pemberontak, dan mudah marah.
Misi mengharuskan mereka bersekolah sambil menyamar di Institut bernama LIVE ( Learning Institute for the Very Enlighted). Institut tersebut milik seorang ilmuwan bernama Mr. Curtain yang berencana mengacaukan dunia dengan mesin temuannya, yaitu Sang Pembisik. Mr. Curtain menyampaikan pesan-pesan tersembunyi melalui siaran televisi dan radio. Pesan-pesan ini menembus alam bawah sadar manusia, memodifikasi otak serta mengubah perilaku. Di sinilah kekompakan tim diuji. Mereka harus belajar keras (dan belajar mencontek) untuk meraih nilai sempurna agar cepat dilantik menjadi Penyampai Pesan, sebuah strata yang lebih tinggi, yaitu dengan harapan dapat membongkar rahasia Mr. Curtain. Sungguh, tidak mudah belajar sekaligus menolak pesan-pesan tersembunyi yang merecoki pikiran keempat anak tersebut.
Selain belajar, keempat anak tersebut harus memata-matai aktivitas di Institut. Mereka mengadakan rapat rahasia di kamar anak laki-laki setiap malam. Setelah itu mereka melaporkan perkembangan dalam bentuk kode Morse kepada tim Mr. Benedict di daratan. Ada kalanya mereka kewalahan memecahkan balasan yang berbentuk teka-teki. Mereka juga harus mencari jalan untuk menyusup ke dalam Gedung Pengendali. Banyak adegan lucu dan tegang yang terjadi dalam aktivitas memata-matai tersebut.
Membaca novel ini terasa menyenangkan. Pembaca dengan mudah berimajinasi tentang pesan rahasia berbentuk Morse, sekolah asrama dengan puncak seperti kastil dan lorong rahasia, akrobatik Kate, bahkan senior-senior yang sok tau namun bodoh. Walau isu yang diangkat cukup berat bagi anak-anak, penulis mampu menyajikan adegan, humor, dan dialog-dialog yang menghibur. Misalnya saja Mr Benedict, penderita narcolepsy yang akan tertidur mendadak setelah tertawa terbahak-bahak. Atau bayangan saya tentang si mungil Constance penggerutu yang sering digendong Kate karena memperlambat langkah tim. Saya menemukan penggunaan idiom canary in a coal mine yang membuat saya teringat pada lagu The Police. Novel ini sekilas menyinggung tentang The Art of War, sebuah strategi yang diiingat oleh Sticky.
Persekutuan Misterius Benedict memiliki role model yang bagus untuk anak-anak. Pesan moralnya adalah persahabatan, kepahlawanan, dan bisa menerima kekurangan orang lain. Keempat tokoh memiliki ketakutan masing-masing hingga pada akhirnya semua belajar untuk mengatasi ketakutan tersebut. Reynie yang dianggap pemimpin kelompok pun secara rendah hati mengatakan bahwa ia membutuhkan Sticky untuk tetap di sampingnya. Bahkan pada saat darurat, ketika Kate tergoda untuk meninggalkan Constance (karena memperlambat langkahnya), ia teringat nasehat Mr. Benedict bahwa mereka harus saling mengandalkan dan melindungi.
The Mysterious Benedict Society adalah novel anak-anak perdana karya Trenton Lee Stewart. Stewart berkebangsaan Amerika yang lahir pada tahun 1970. Ide menulis novel ini muncul dari pengamatannya bahwa anak-anak sering terlihat  namun jarang didengar dan sering diremehkan. Novel ini mengantongi beberapa penghargaan, antara lain 2008 ALA Notable Book, Top Ten Children’s Book Sense Pick, 2007 School Library Journal Best Book, dan 2008 E.B. White Read Aloud Award for Older Readers serta menjadi bestseller di New York Times dan Publishers Weekly.

Buku ini dapat dibaca diperpustakaan SMA Negeri 3 Yogyakarta

Dilan 2 # Dia adalah Dilanku Tahun 1991

Penulis           : Pidi Baiq
Editor             : Andika Budiman
Desain Cover : Kulniya Sally
Proofreader    : Toha Nasr
Penerbit          : Mizan Pustaka
Tahun             : 2016
Di                    : Bandung
Kolasi              : 344 p. ; 25 cm

Kelas              : 899.221.3
ISBN               : 9786027870994

Dia adalah Dilanku 1991
Kisah Dilan 1991 persis diawali dari hari jadian Dilan dan Milea di warung Bi Eem. Peresmian jadian yang ditandatangani di atas materai sebagai dokumen perasaan. Lalu Dilan mengantar pulang Milea dengan sepeda motornya. Walaupun sebenarnya masalah Dilan dan Anhar belum selesai. Dilan berhasil membuat Milea melupakan sejenak kejadian yang sangat membuat Milea cemas itu dengan obrolan absurb khas mereka saat boncengan.

Ah, Dilan. Ada saatnya dia bisa menenangkan Milea. Misalnya saat Milea tahu Dilan dikeroyok oleh kakak Anhar dan teman-temannya di warung Bi Eem. Saat itu Milea lagi cemas-cemasnya kalau Dilan akan dikeluarkan dari sekolah karena perkelahiannya dengan Anhar. Milea kesal dan marah-marah ke Dilan. Dilan sih, kalau lagi dimarahin sama Milea, suka dieeeemmm aja, gak memberikan argumen pembelaan. Kalaupun ngomong, jadinya kayak gini:

Aku juga pasti sedih kalau gak ada kamu,” kataku.
Kan, masih ada di Bumi.”
“Kamu tadi dikeroyok!” kataku dengan nada yang jengkel. “Gimana kalau ada apa-apa denganmu?” kataku lagi.
Dilan diam. Aku diam. Lalu, kata Dilan:“Kalau dipecat, aku bisa datang ke sekolahmu. Tiap hari,” lanjut Dilan. “Biarin gak sekolah juga. Asal aku bisa antar jemput kamu ke sekolah. Sampai kamu lulus, sampe kamu sukses, naik haji dan mabrur.

Lihat ‘kan yang kalimatnya gue tebelin?  Setelah percakapan itu, Milea masih kesal. Ya iyalah, dijawabnya begituan. Hahaha. Dilan ini kenal banget Milea gimana. Terus masa baru beberapa hari pacaran udah dicuekin. Mereka berdiri berhadapan dibatasi pagar rumah Milea. Bukannya memberikan kalimat menenangkan yang serius, Dilan malah nyuruh Milea mengikuti kata-katanya. AKU MENCINTAI KAMU. Per kata. Sambil bertatapan. Udah dengan begitu aja, Milea jadi senyum lagi. Luluh hatinya gak jadi lama-lama marah.

Asli. Itu adegan favorit gue.

Dilan juga gak pernah sedetik pun marah dengan Milea, bahkan pada saat ditampar. Segitu sayangnya dia ke Milea. Bayangkan! Hubungan seromantis itu, pada akhirnya putus. Gimana pada gak mewek yang baca. Gue gak nangis, serius, tapi beneran endingnya bikin gue baper.

Bukan salah gue kalau jadi gak percaya akan adanya happy ending. Uh!

Dilan 1990 dan Dilan 1991, kedua-duanya diceritakan dari sudut pandang Milea. Tapi kita bisa membaca karakter Dilan dari setiap tindakannya yang diceritakan Milea. Tapi gue tetap gak bisa berhenti bertanya, apakah Dilan sudah menunjukkan karakternya yang sesungguhnya? Karena gue merasa dia selalu berusaha membuat Milea bahagia, persisnya dengan menghindarkan Milea dari merasa cemas. Kalau Milea cemas, Dilan akan mengalihkan Milea ke hal-hal lain. Dia gak membagi dirinya sepenuhnya ke Milea. Dia gak bilang pas mau balas dendam. Dia gak berbagi apapun yang menurutnya akan membuat Milea sedih. Karena begitu sayangnya dia ke Milea, dia gak mau Milea sedih. Gini ya Dilan, gue kasih tahu: ITU SALAH BANGET!

Cuma tiga adegan yang memberikan gue petunjuk, ini tuh Dilan yang sebenarnya. Saat dia  datang ke sekolah Milea untuk mengabarkan kematian Akew, saat bersikeras ingin mengantar Milea pulang setelah mereka putus, dan saat berbicara dengan Bunda dan Milea, “Aku tidak suka dikekang.”

Milea baru mengenal Dilan yang tenang, lucu, senang gombalin dia, dan yang bisa membuat Milea merasa dilindungi. Milea belum mengenal sisi Dilan yang lain. Jadi ketika Milea bilang Dilan berubah, menurut gue, Dilan gak berubah. Dilan cuma menunjukkan sisi dirinya yang lain. Sisi dirinya yang ternyata bisa membuat Milea sedih dan kecewa. Dan Dilan gak suka bikin Milea sedih dan kecewa. Putus deh!

KENAPA SIH ENDINGNYA HARUS BEGITU!

Anyway, intinya Dilan 1991 alias Dilan Bagian Kedua lebih emosional dan perkembangan karakternya kerasa banget, terutama Dilan. Ya itu tadi, dia menunjukkan sisi dirinya yang bisa bikin Milea sedih dan kecewa. Ada beberapa karakter baru, yang semuanya menurut gue nyebelin. Kecuali ayahnya Dilan. Gue juga harus sabar pas baca masih ada nama Kang Adi. Duh, orang ini lagi, orang ini lagi!Kalau bisa sih Kang Adi diungsikan ke Pluto aja, biar gak punya transport buat balik ke Bumi.

Karakter Milea Adnan Hussain menurut gueKadang-kadang gue kagum sama dia. Kalau dia dengar Dilan lagi ada masalah, refleks Milea adalah memastikan Dilan baik-baik aja. Misalnya di buku satu dia berani menerobos masuk ruangan pas Dilan dan Anhar diinterogasi, atau mendatangi Dilan ke warung Bi Eem ketika ia tahu Dilan akan melakukan penyerangan, atau ketika Piyan memberitahunya rencana balas dendam Dilan, malam itu juga ia mendatangi Dilan untuk mencegahnya. Kadang-kadang gue suka gregetan sama keramahan Milea yang disalahartikan banyak cowok. Dia gak judes sih, ah! Dan gue merasa Milea itu cewek yang kuat dalam perjuangannya membiasakan diri tanpa Dilan, tanpa melepaskan perhatiannya terhadap orang-orang di sekitar Dilan seperti Bunda (Bunda adalah ibunya Dilan) dan Dilan sendiri.

Walaupun seharusnya buku kedua ini adalah akhir dari cerita Dilan dan Milea, tetapi ada bagian-bagian tertentu yang gak terjawab.

#1 Pada saat Piyan mengatakan kalau Dilan sudah punya pacar baru walaupun baru putus dari Milea. Yang kata Milea dijelaskan, kelak, ia akan tahu kalau itu kabar bohong yang sengaja dibikin Dilan. Oh please deh Dilan! Yang kek begini menurut gue udah termasuk ‘drama’ banget. Kenapa Dilan harus bohong? Kayaknya gue bisa nebak jawabannya. Kapan Milea mengetahui kalau itu kabar bohong? Gak ada jawabannya di buku kedua.

#2 Masalah apa yang membuat Akew sampai meninggal? Gue paham novel ini dari sudut pandang Milea, jadi gak bisa dijelaskan. Karena yang tahu jawabannya dengan jelas adalah Dilan.

#3 Siapa ‘sebenarnya’ perempuan yang bersama Dilan saat pemakaman ayahnya? Ini juga Dilan yang tahu jawaban jelasnya.

#4 Kenapa Dilan gak minta balikan sama Milea? Bukannya Dilan sayang banget sama Milea Adnan Hussain?

#5 Bagaimana perasaan Mas Herdi harus bersaing dengan Dilan di hati Milea? Gue paham kok, Milea harus move on karena dia gak punya pilihan lain. Kalau masih pacaran, okelah selingkuh hati. Tapi kalau sudah menikah, ah.. itu udah serius banget.

Gue dengar kabar, katanya akan ada cerita dari sudut pandang Dilan. Dari pengalaman, gue selalu kehilangan ketertarikan terhadap karakter utama cowok setelah membaca isi pikirannya. Dan gue paling males kalau beli novel dengan alur cerita yang sama, namun dari sudut pandang yang berbeda. Tapi kalau untuk Dilan, kayaknya kebeli lagi deh. Aduuuh!

Untuk Dilan, kamu sebenarnya nyata atau enggak sih? Aku gak suka dibuat penasaran, jadi dimohon secepatnya melakukan konfirmasi terhadap pertanyaan-pertanyaanku di atas. Oya, jangan suka datang ke hati Milea lagi, dia udah punya suami. Kamu sih, telat!

Buku ini dapat dibaca di perpustakaan SMA Negeri 3 Yogyakarta

Dilan 1# Dia adalah Dilanku Tahun 1990

Penulis           : Pidi Baiq
Editor             : Andika Budiman
Desain Cover : Kulniya Sally
Proofreader    : Toha Nasr
Penerbit          : Mizan Pustaka
Tahun             : 2016
Di                    : Bandung
Kolasi              : 348 p. ; 21 cm
Kelas              : 899.221.3
ISBN               : 9786027870864

Dia adalah Dilan

Hari Senin, di tengah-tengah barisan siswa yang ikut upacara, aku berharap tidak ada satu pun orang yang tahu bahwa diam-diam mataku mencari dirinya, meskipun aku sendiri tidak tahu untuk apa juga kucari. Mungkin cuma ingin lihat saja. Tidak lebih. Boleh, kan?

Tapi sampai upacara bendera sudah akan selesai, orang itu, Sang Peramal itu, tak berhasil kutemukan.
Di manakah dia? Hatiku bertanya. Jangan-jangan tidak sekolah? Aku tidak tahu. Ah, ngapain juga kupikirin!

Emang, siapa dia?

Seorang guru, tiba-tiba memberi komando dengan melalui pengeras suara meminta seluruh siswa untuk jangan dulu bubar dari barisan.

Kupandang ke depan karena ingin tahu soal apa gerangan,tapi justru di saat itulah aku bisa melihat dirinya.Sang Peramal itu ada di sana, berdiri di depan, menghadap ke arah kami, bersama dua kawannya.

Dia berdiri di sana karena dibawa oleh guru BP (BimbinganPenyuluhan), setelah berhasil ditemukan dari tempatnya sembunyi, untuk menghindar ikut upacara bendera.

Dia dan dua orang temannya disebut PKI oleh guru BPitu. Aku tidak mengerti apa sebabnya seseorang sampaidisebut PKI hanya gara-gara tidak ikut upacara bendera. Entahlah. Apakah karena saat itu aku hidup di jaman ORBA (Orde Baru)?

Nun di sana, di tempat dia berdiri, entah gimana aku merasa yakin, dia sedang menyadari bahwa ada seseorang bernama Milea yang sedang memandangnya di tengah barisan peserta upacara.

Atau tidak?

Tapi yang pasti, sebagaimana yang lainnya, aku juga sedang memandang dia dari jauh dengan perasaan yang sulit kumengerti.
“Dia lagi!” bisik Revi seperti ngomong pada dirinya
sendiri.
Revi adalah teman sekelas, yang berdiri di sampingku.
“Siapa dia?” kutanya Revi
“Dilan.”
“Oh.”

Sejak saat itu aku jadi tahu namanya. Kata Rani, di kelas, setelah upacara bendera, Dilan itu
anak kelas 2 Fisika 1 dan anggota geng motor yang terkenal di Bandung. Jabatannya adalah Panglima Tempur.

Buku ini dapat dibaca di perpustakaan SMA Negeri 3 Yogyakarta
  

Fatimah Az-Zahra Kerinduan dari Karbala

Penulis          : Sibel Eraslan
Penerjemah  : Aminahyu Fitriani
Editor            : Riswan Widodo
Penerbit        : Kaysa Media
Tahun            : 2015
Tempat          : Jakarta
Kolasi            : viii, 520 p. : ill ; 23 cm
Kelas               : 899.221 ERA f
Buku ini merupakan novel biografi puteri Rasulullah saw salah seorang perempuan yang sudah dinisbatkan menjadi ahli surga. Sosok yang lahir di salah satu sudut kota Karbala. Sosok perempuan yang dirindukan oleh umatnya yang menjadi suri tauladan bagi setiap kaum mukminin. Kerinduan terhadap sebuah sosok yang luar biasa. Salah satu dari empat wanita yang sudah dijanjikan menjadi ahli surga. Keempat perempuan itu adalah Kadijah, Aisyah,  Maryam, dan Fatimah az-Zahra. Masa hidupnya dikenal sosok yang sangat bersahaja. Tingkah lakunya dipuja semua manusia. Belahan jiwa sang ayahanda baginda Rasulullah saw .. Dialah Fatimah az-Zahra semua sumber keindahan, kebanggaan, dan tanda pengenal yang telah dibentuk oleh Rasulullah saw. dengan keindahan Alquran dan kemuliaan akhlak ayahandanya.
dalam buku ini kita akan mengenal lebih jauh sosok Fatimah az Zahra dari seorang penulis perempuan yang sudah terkenal. Sibel Eraslan.

Buku ini ada di perpustakaan SMA Negeri  Yoyakarta.  

Petualangan Sherlock Holmes : Salam Perpisahan

Penulis         : Sir Arthur Conan Doyle
Penerjemah : Ismanto
Editor           : Nur Iswarso
Tata Letak    : Bayu
Penerbit       : Indoliterasi
Tahun           : 2016
Kolasi           : iv, 244 p. ; 19 cm
ISBN             : 9786020869858
Buku berjudul His Last Bow atau Salam Perpisahan adalah seri kronologis terakhir dari buku The Case Book of Sherlock Holmes, yang ditulis empat tahun kemudian. Pertama kali diterbitkan tahun 1917 cerita ini ditulis dalam sudut pandang orang ketiga bukannya orang dalam sebagaimana dikisahkan oleh Dr. Watson. 
Buku ini berkisah tentang petualangan mata-mata yang agak berbeda dari kisah-kisah Sherlock kebanyakan yang bernuansa detektif. Karena mengisahkan secara gamblang mata-mata jerman dan inggris, penerbitan buku ini terasa heroik karena bertepatan dengan Perang Dunia Pertama dan diangap sebagai alat propaganda untuk membangkitkan semangat dan moralitas pembaca inggris. 

Baca buku ini di perpustakaan padmanaba sma negeri 3 yogyakarta 

KOALA KUMAL

Penulis       : Raditya Dika
Editor         : Windy Ariestanty
Ilustrator     : Sweta Kartika
Penerbit     : GagasMedia
Tahun         : 2015
Kelas          : 817
Kolasi         : x, 250 p. ; 20 cm
ISBN          : 979780769X
Intro
Selain main perang-perangan, gue, Dodo, dan Bahri juga suka berjemur di atas mobil tua warna merah yang sering diparkir di pinggir sungai samping kompleks. Formasinya selalu sama: Bahri dan gue tiduran di atap mobil, sedangkan Dodo, seperti biasa, agak terbuang, di atas bagasi.
Kadang kami tiduran selama setengah jam. Kadang, kalau cuaca lagi sangat terik, bisa sampai dua jam. Kalau cuacanya lagi sejuk dan tidak terlalu terik, kami biasanya sama-sama menatap ke arah matahari, memandangi langit sambil tiduran.
kalau sudah begini, Bahri menaruh kedua tangannya di belakang kepala, sambil tiduran dia berkata, Rasanya kayak di Miami, ya?
'Iya, jawab gue.
'Iya, jawab Dodo.
Kami bertiga gak ada yang pernah ke Miami.
Buku Koala Kumal adalah buku komedi yang menceritakan pengalaman Raditya Dika dari mulai jurit malam SMP yang berakhir dengan kekacauan sampai bertemu perempuan yang mahir bermain tombok. Seluruh cerita di dalamnya berasal dari kisah nyata.
    
Baca buku ini di perpustakaan padmanaba sma negeri 3 yogyakarta 

Merry Riana Mimpi Sejuta Dolar

Judul Seri : Sebuah Kisah Perjuangan Yang Sangat Menggugah, dari Mahasiswa Berkantong Pas-pasan Hingga Bisa Meraih Penghasilan 1 Juta Dolar di Usia 26 Tahun!      
Penulis     : Alberthiene Endah
Penerbit   : Gramedia
Tempat     : Jakarta
Tahun       : 2014
Kolasi       : xx, 366 p. ; 23 cm
ISBN        : 9789792274813


Buku ini bercerita tentang seorang mahasiswi dengan ekonomi pas-pasan, Merry Riana, anak muda Indonesia, menjelma menjadi miliuner mudan dan diakui sebagai pengusaha sukses, motivator yang sangat dinamis, serta pengarang buku terlaris di Singapura. Melewatkan masa kuliah yang penuh dengan keprihatinan finansial di Nanyang Technological University, Merry kemudian menciptakan perubahan paradigma berpikir dan memulai suatu perjuangan dengan konsep dan etos kerja luar biasa. Akhirnya, dia berhasil meraih penghasilan 1 juta dolar di usia 26 tahun. Kini Merry ingin menciptakan dampak positif di dalam kehidupan banyak orang, terutama di Indonesia.
Buku ini berisi pengalaman perjuangan Merry beserta hikmah yang sangat inspiratif dan bisa diterapkan untuk mencapai sukses dalam kehidupan. Selamat membaca.