Genre : Fiksi - Novel Roman
Penerbit : Lentera Dipantara
Tahun terbit : 2010
Tempat : Jakarta
Kolasi : x, 724 halaman ; 20 cm
ISBN : 9789799731258
Ringkasan :
Roman Tetralogi
buru mengambil latar kebangunan dan cikal bakal nasion bernama Indonesia
di awal abad ke 20. Dengan membacanya, waktu kita dibalikkan sedemikian
rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional mula-mula.
Kehadiran roman
sejarah ini, bukan saja dimaksudkan untuk mengisi sebuah episode
berbangsa yang berada di titik persalinan yang pelik dan menentukan,
namun juga mengisi isu kesusastraan yang sangat minim menggarap perioede
pelik ini. Karena itu hadirnya roman ini memberi bacaan alternatif
kepada kita untuk melihat jalan dan gelombang sejarah secara lain dan
dari sisinya yang berbeda.
Tetralogi ini dibagi dalam format empat buku. Pembagian ini bisa juga kita artikan sebagai pembelahan pergerakan yang hadir dalam beberapa periode. Dan roman ketiga ini, Jejak Langkah, adalah fase pengorganisasian perlawanan.
Minke memobilisasi segala daya untuk melawan bercokolnya kekuasaan Hindia yang sudah berabad-abad umurnya. Namun, Minke tak pilih perlawanan bersenjata. Ia memilih jalan jurnalistik dengan membuat sebanyak-banyaknya bacaan Pribumi. Yang paling terkenal tentu saja Medan Prijaji. Dengan koran ini, Minke berseru-seru kapada rakyat Pribumi tiga hal: meningkatkan boikot, berorganisasi, dan menghapuskan kebudayaan feodalistik. Sekaligus lewat langkah jurnalistik, Minke berseru-seru: "Didiklah rakyat dengan organisasi dan didiklah penguasa dengan perlawanan."
0 komentar:
Post a Comment