RORO JONGGRANG (Pesona Maut Senopati Perang Wanita)

Pengarang   : Budi Sardjono
Editor            : Ratna Mariastuti
Penerbit        : DIVA Press
Tahun             : 2013
Tempat          : Yogyakarta

Sinopsis        :
Novel ini merupakan bergenre novel sejarah menceritakan kisah perseteruan antara dua kerajaan Pengging dan Prambanan. Kerajaan Pengging berada di kaki gunung Merbabu dipimpin oleh seorang raja yang bergelar Prabu Damar Maya dengan seorang putramahkota Bandung Bandawasa. Prambanan merupakan kerajaan memiliki kekuasaan luas di lereng kaki Merapi dipimpin seorang raja bergelar Gusti Prabu Baka Geni dengan seorang Gusti Putri Jonggarang. Kedua kerajaan ini adalah bertetangga, tidak bermusuhan, dan juga tidak bersekutu. Hubungan kedua kerajaan ini seperti bara api yang setiap saat bisa mengobarkan peperangan. Latar belakang cerita masa kerajaan prambanan dan pengging yang terkenal di masa itu. Prambanan merupakan sebuah kerajaan yang makmur sedang Pengging hanya mengandalkan pada sektor pertanian. 

Pengging memiliki ambisi besar untuk memperluas kekuasaan kerajaannya dengan menaklukkan wilayah kerajaan Prambanan. Namun Gusti Prabu Baka Geni tidak akan tinggal diam jika sewaktu -  waktu menyerang Pengging. 
Gusti Puteri Jonggrang menyampaikan niatnya kepada ayahanda untuk membentuk barisan prajurit perempuan (6 ksatria pedang perempuan: Dyah Tantra, Dyah Mranti, Gendis Wangi, Arum Dalu, Kembang Gadung, dan Sekar Menur) untuk memperkuat kekuatan kerajaan Prambanan. Bandung Bandawasa juga tidak mau kalah dengan memanggil seorang pendekar dari Tiongkok untuk melatih pasukan khusus kerajaan Pengging.
Seiring berjalan waktu ketika Gusti Prabu Damar Maya bertapa di Candi Cepogo, Prabu Baka Geni mengirimkan pasukan bayaran untuk membunuh raja Pengging. Maka Gusti Prabu Damar Maya akhirnya tewas dibunuh pembunuh bayaran. Setelah peristiwa itu kerajaan Pengging dirundung duka mendalam atas kematian raja mereka. 
Gusti Pangeran Bandung Bandawasa akhirnya menyusun kekuatan untuk menyerang Prambanan. dengan bantuan pendekar dari Tiongkok. Gusti Prabu Baka Geni akhirnya tewas dibunuh Bandung Bandawasa. Peristiwa tersebut menyulut pertempuran sengit antara Prambanan dan Pengging. Ending cerita Merbabu meletus menghancurkan kerajaan Pengging. Gusti Putri Jonggrang kembali menuju Candi Prambanan untuk menjembut jasad ayahandanya. Sesampainya di depan pintu candi Siwa Bandung Bondowoso menghadang. Keduanya bertempur secara sengit dengan menghunus pedang pusaka. Gusti Puteri Jonggrang berhasil melukai bandung Bondowoso. Bandung Bondwoso  kemudian menggunakan Ajian  Sewu Gunting akhirnya keris pusaka melesat menancap di tubuh Gusti Puteri Jonggrang. Perempuan itu terjatuh dari kudanya kemudian ditolong pengawal setia Dyah Tantra dibawa menuju persembunyian terakhir. Gusti Puteri Jonggrang berpesan agar Dyah Tantra bersama 4 pengawal yang masih hidup untuk meneruskan sejarah Prambanan. Kemudian terdengar suara Dyah Mranti, Gendis Wangi, Arum Dalu yang mengajak untuk meneruskan perjalanan. Lahar dan api gurung Merbabu meluluh lantakkan kerajaan Pengging dan Candi Prambanan runtuh bersamaan tewasnya Gusti Pangeran Bandung Bandawasa tertimpa batu candi Prambanan.

Cerita dari penggalan novel Roro Jonggrang di atas menarik untuk dibaca, bahasa yang luwes, dan lugas. Latar belakang kerajaan masa lampau yang identik dengan bangunan candi, kerajaan dan suasana alam di kaki bukit Merbabu dan Merapi. 
sebagai penggemar novel bergenre sejarah kurang lengkap jika belum membaca novel ini sebagai khasanah pustaka fiksi sejarah.  
SELAMAT MEMBACA  ...

0 komentar: