Negeri Para Bedebah

Pengarang   : Tere Liye
Genre            : Novel Dewasa
Penerbit        : Gramedia
Tahun             : 2013
Tempat          : Jakarta
Kolasi            : 440 halaman
Kode Buku    : 899.221 LIY n
Abstrak          :
 Tunga hendak menjerit penuh amarah, tapi suaranya hilang lebih dulu di kerongkongan. Wajah birunya segera pucat, dan hanya dalam hitungan detik, dia menyusul Wusdi. Dua bedebah itu terkapar oleh persekongkolan mereka sendiri.
...................................
Setengah jam berlalu. 
Dengan pelampung. Opa tersengal mendekatiku yang berusaha berenang mengambang di lautan. Tubuh kurus Opa bergerak perlahan. Formasi bintang-gemintang terlihat semakin elok.
Opa tertawa melihatku, meraih tubuhku. Aku ikut tertawa. Aku masih hidup. Tentu saja. Dua tembakan Ram memang tepat mengenai perutku, tap dua puluh empat jam sebelumnya, saat berpisah dengan Rudi di pelataran bandara, Rudi sempat memberikan sesuatu yang langsung kukenakan, rompi antipeluru miliknya.
Delapan jam kemudian. Saat cahaya matahari pagi menyemburat merah di timur laut, saat cahaya lembut itu membasuh tubuhku dan tubuh Opa yang terapung-apung berpegangan sebuah pelampung, Kadek dengan paha dibebat berseru-seru senang telah menemukanku. Dia berdiri di geladak depan sebuah kapal pesiar, melambaikan tangan kepadaku. Kadek selalu bisa kuandalkan. Dia tahu apa yang harus dilakukan di Pasifik. Dia berpura-pura terkapar di lantai setelah baku tembak, dan persis beberapa detik setelah Wusdi melemparkan tubuhnya di perairan teluk Singapura, dengan sisa tenaga, Kadek berenang kembali ke dermaga, meminta bantuan kenalan sesama nahkoda, meminjam kapal pesiar mereka. Dia segera menyusulku.
Aku tertawa memeluk Kadek.
Opa menerima handuk dan baju hangat dari awak kapal lain. 
Ram, aku menertawakan dia sekarang. Persis saat ini, Pasifik telah tiba di bagian laut yang hilang dari peta navigasi. Kemudi kapal itu tidak pernah menuju ke Hongkong. Aku telah mengubahnya, lantas menipu display nya seolah-olah tetap menuju ke arah Hongkong. Persis saat ini juga, Pasifik kehabisan solar, terapung-apung tanpa tenaga, terjebak di bagian laut yang bahkan sejak Opa muda dulu legendanya sudah mengerikan.
  
Silahkan baca buku ini ..
di Perpustakaan SMA Negeri 3 Yogyakarta

0 komentar: