Sang Guru

Pengarang    : Haidar Musyafa
Penerbit         : Imania
Tahun              : 2015
Tempat           : Jakarta Selatan
Kelas              :  923.7 MUS s
Subjek            : Novel Biografi Ki Hadjar Dewantara, Kehidupan, Pemikiran, dan Perjuangan   Pendiri Tamansiswa (1889-1959)
Kolasi             : 420 p. : ill ; 35 cm
ISBN               : 9786027926240
Ringkasan     :
Buku ini bergenre novel biografi yang bercerita tentang kehidupan guru bangsa. Tokoh yang dilahirkan di lingkungan keluarga bangsawan yang mempunyai cita-cita membebaskan rakyat pribumi dari penjajahan kolonial belanda. Keras tapi tidak kasar. Demikian ciri khas dari kepribadian Ki Hadjar Dewantara
yang diakui oleh teman-teman seperjuangannya. Kesetiaannya pada sikap dan idealismenya selalu tergambar jelas dalam setiap tindakan dan kiprahnya. Meskipun secara fisik terlihat ringkih, tapi semangat juangnya menggelora. Pidato-pidatonya yang lantang dan penuh ghirah, menjadi pembangkit persatuan rakyat Indonesia. Meskipun berulangkali ditangkap dan dipenjara, tapi semangatnya untuk membela kepentingan jelata tak kunjung padam. Semakin ditekan oleh penjajah, maka laki-laki trah Puro Pakualaman itu akan semakin keras menyatakan permusuhan dengan bangsa koloni itu. Pada saat Indische Partij (IP) partai politik yang didirikan bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoeseomo diberedel oleh Pemerintah Belanda pada 1912 dia tidak akan kehilangan asa. Justru hal itu membuatnya semakin berani mengolok-olok komunitas pirang yang menjadi pemangku kekuasaan tanah leluhurnya.
Setelah kembali dari pengasingan, pada tahun 1919, Ki Hadjar Dewantara mulai tertarik untuk menjadikan pendidikan sebagai alat perjuanagn meraih kemerdekaan Indonesia. Berangkat dari impian dan cita-cita luhurnya itu, pada 3 Juli 1922 Ki Hadjar Dewantara dan teman-teman seperjuangannya mendirikan "National Onderwijs Instituut Tamansiswa". Ia berjuang untuk memadukan model pendidikan barat dengan budaya-budaya yang ada di negerinya sendiri. Karena garis perjuangan yang dianut oleh Ki Hadjar Dewantara bersifat nonkooperatif terhedap pemerintah kolonial, maka dia tidak menerapkan kurikulum pendidikan Governemen Hindia Belanda di Tamansiswa. Sebab sejak awal Ki Hadjar Dewantara memang sudah meniatkan bahwa Tamansiswa akan dijadikan sebagai alat untuk melawan sistem pendidikan Governemen Hindia Belanda yang cenderung merusak moral generasi muda bangsa Indonesia.

" Kihadjar Dewantara adalah sosok Bapak Bangsa dan Pahlawan Nasional. Semasa hidupnya beliau dikenal sebagai aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politis, dan pelopor pendidikan. Perjalanan hidupnya yang ditulis di buku ini patut jadi pelajaran bagi upaya memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia. Semangat perjuangan dan pengabdiannya untuk bangsa Indonesia patut menjadi inspirasi kita semua. Bacalah karya yang inspiratif ini." (Abdul Muid Badrun, Dosen, Pecinta Pendidikan dan Pencetus OneDayOneArticle)   


0 komentar: