Caffe Latte

Pengarang      : @Ca & Ce
Editor               : Hayu
Desain Cover : Lisa Fajar Riana
Korektor          : Yusuf Pramono
Penerbit          : Grasindo
Tahun               : 2013
Tempat            : Jakarta
ISBN                : 9786022510116
Kolasi              : v, 346 hal; 20 cm

Ringkasan 
Dream Coffe House
Sesuai namanya adalah sebuah kafe house di mana kopi berikut variasi dan turunannya merupakan menu andalan. Dirintis oleh Kim Jae Wook, penyuka gaya rambut kuncir kuda, yang memulai usahanya di usia dua puluh empat tahun. Jae Wook bukan pemikir seirus, namun lain cerita bila menyangkut kopi. Berbekal keinginan menyalurkan hobi peracikan yang dipelajari saat kuliah di Italia, sekembalinya ke Seoul ia langsung mencari lokasi. Nama Dream Coffee House sndiri muncul selintas saat sedang menikmati secangkir cappucino bertabur butiran halus cokelat pahit. Nama itu dirasa cukup menegaskan bila salah satu mimpinya telah terealisasikan.
Berbekal uang tabungan dan pinjaman dari ayahnya Jae Wook termasuk strict soal sumber keuangan dan menolak mengandalkan kesuksesan bisnis keluarga sebuah bangunan bertingkat dua bekas toko buah segar pun beralih dimenangkan lewat lelang harga. Tingkat duanya bukan bagian utuh di awal pembangunan. Jae Wook merenovasi pelarian pribadi di kala [enat menyerang. Bagian depan kafe terbuka seperti semacam sidewalk, berfungsi sebagai smoking area. Kanopi hijau gelap melengkung setengah lingkaran meneduhi area itu. Dindingkaca terpasang mengelilingi seluruh lantai satu, mengundang minat pejalan kaki untuk mampir.
Bagian dalam lebih masih mempertahankan keasliannya. Enam pilar kayu berdiri sebagai penyangga langit-langit. Dindingnya setengah berbahan bata merah dan setengah berlapis kayu yang dulu difungsikan sebagai penopang rak-rak buah. Lukisan abstrak didominasi warna putih, abu-abu, dan hitam menjadi penghias utama. Anatonimitas semakin menambah nilai artistiknya. Lagu bergenre pop ringan diputar sepanjang waktu sehingga pelanggan yang duduk menyukai fungsi tanaman penghias ruangan karena perawatannya merepotkan, selain ada beberapa pelanggan m,enjadikannya asbak alternatif.
Barista di sana diuji langsung kapasitasnya oleh jae Wook. Percobaan racikan di hari pemanggilan selalu dilakukan pertama kali sementara wawancara pengalaman kerja dilakukan di sela-selanya. Lembaran CV sama sekali kehilangan esensinya. Bisa dihitung dengan jari barista yang mendapatkan kemahiran melalui kursus peracikan, kebanyakan belajar bertahap dari pemilik coffe house. jae Wook turun langsung memberi pelatihan serta penilaian. Pujian bila memuaskan, sebaliknya teguran pemacu semangat dilancarkan demi perbaikan diri. 
Dream Coffe House punya cara sendiri menghargai penghuni ruang peracikan. Tiap-tiap dari mereka, baik yang masih bertahan dan dan wajib berhenti begitu cepat, dihadiahi sebuah pigura, menampilkan wajah perorangan dibubuhi tanda tangan masing-masing. Semua digantung di ruangan khusus sehingga memandang koleksinya, Jae Wook menemukan kebanggaan tersendiri.  

0 komentar: