Dilan 2 # Dia adalah Dilanku Tahun 1991

Penulis           : Pidi Baiq
Editor             : Andika Budiman
Desain Cover : Kulniya Sally
Proofreader    : Toha Nasr
Penerbit          : Mizan Pustaka
Tahun             : 2016
Di                    : Bandung
Kolasi              : 344 p. ; 25 cm

Kelas              : 899.221.3
ISBN               : 9786027870994

Dia adalah Dilanku 1991
Kisah Dilan 1991 persis diawali dari hari jadian Dilan dan Milea di warung Bi Eem. Peresmian jadian yang ditandatangani di atas materai sebagai dokumen perasaan. Lalu Dilan mengantar pulang Milea dengan sepeda motornya. Walaupun sebenarnya masalah Dilan dan Anhar belum selesai. Dilan berhasil membuat Milea melupakan sejenak kejadian yang sangat membuat Milea cemas itu dengan obrolan absurb khas mereka saat boncengan.

Ah, Dilan. Ada saatnya dia bisa menenangkan Milea. Misalnya saat Milea tahu Dilan dikeroyok oleh kakak Anhar dan teman-temannya di warung Bi Eem. Saat itu Milea lagi cemas-cemasnya kalau Dilan akan dikeluarkan dari sekolah karena perkelahiannya dengan Anhar. Milea kesal dan marah-marah ke Dilan. Dilan sih, kalau lagi dimarahin sama Milea, suka dieeeemmm aja, gak memberikan argumen pembelaan. Kalaupun ngomong, jadinya kayak gini:

Aku juga pasti sedih kalau gak ada kamu,” kataku.
Kan, masih ada di Bumi.”
“Kamu tadi dikeroyok!” kataku dengan nada yang jengkel. “Gimana kalau ada apa-apa denganmu?” kataku lagi.
Dilan diam. Aku diam. Lalu, kata Dilan:“Kalau dipecat, aku bisa datang ke sekolahmu. Tiap hari,” lanjut Dilan. “Biarin gak sekolah juga. Asal aku bisa antar jemput kamu ke sekolah. Sampai kamu lulus, sampe kamu sukses, naik haji dan mabrur.

Lihat ‘kan yang kalimatnya gue tebelin?  Setelah percakapan itu, Milea masih kesal. Ya iyalah, dijawabnya begituan. Hahaha. Dilan ini kenal banget Milea gimana. Terus masa baru beberapa hari pacaran udah dicuekin. Mereka berdiri berhadapan dibatasi pagar rumah Milea. Bukannya memberikan kalimat menenangkan yang serius, Dilan malah nyuruh Milea mengikuti kata-katanya. AKU MENCINTAI KAMU. Per kata. Sambil bertatapan. Udah dengan begitu aja, Milea jadi senyum lagi. Luluh hatinya gak jadi lama-lama marah.

Asli. Itu adegan favorit gue.

Dilan juga gak pernah sedetik pun marah dengan Milea, bahkan pada saat ditampar. Segitu sayangnya dia ke Milea. Bayangkan! Hubungan seromantis itu, pada akhirnya putus. Gimana pada gak mewek yang baca. Gue gak nangis, serius, tapi beneran endingnya bikin gue baper.

Bukan salah gue kalau jadi gak percaya akan adanya happy ending. Uh!

Dilan 1990 dan Dilan 1991, kedua-duanya diceritakan dari sudut pandang Milea. Tapi kita bisa membaca karakter Dilan dari setiap tindakannya yang diceritakan Milea. Tapi gue tetap gak bisa berhenti bertanya, apakah Dilan sudah menunjukkan karakternya yang sesungguhnya? Karena gue merasa dia selalu berusaha membuat Milea bahagia, persisnya dengan menghindarkan Milea dari merasa cemas. Kalau Milea cemas, Dilan akan mengalihkan Milea ke hal-hal lain. Dia gak membagi dirinya sepenuhnya ke Milea. Dia gak bilang pas mau balas dendam. Dia gak berbagi apapun yang menurutnya akan membuat Milea sedih. Karena begitu sayangnya dia ke Milea, dia gak mau Milea sedih. Gini ya Dilan, gue kasih tahu: ITU SALAH BANGET!

Cuma tiga adegan yang memberikan gue petunjuk, ini tuh Dilan yang sebenarnya. Saat dia  datang ke sekolah Milea untuk mengabarkan kematian Akew, saat bersikeras ingin mengantar Milea pulang setelah mereka putus, dan saat berbicara dengan Bunda dan Milea, “Aku tidak suka dikekang.”

Milea baru mengenal Dilan yang tenang, lucu, senang gombalin dia, dan yang bisa membuat Milea merasa dilindungi. Milea belum mengenal sisi Dilan yang lain. Jadi ketika Milea bilang Dilan berubah, menurut gue, Dilan gak berubah. Dilan cuma menunjukkan sisi dirinya yang lain. Sisi dirinya yang ternyata bisa membuat Milea sedih dan kecewa. Dan Dilan gak suka bikin Milea sedih dan kecewa. Putus deh!

KENAPA SIH ENDINGNYA HARUS BEGITU!

Anyway, intinya Dilan 1991 alias Dilan Bagian Kedua lebih emosional dan perkembangan karakternya kerasa banget, terutama Dilan. Ya itu tadi, dia menunjukkan sisi dirinya yang bisa bikin Milea sedih dan kecewa. Ada beberapa karakter baru, yang semuanya menurut gue nyebelin. Kecuali ayahnya Dilan. Gue juga harus sabar pas baca masih ada nama Kang Adi. Duh, orang ini lagi, orang ini lagi!Kalau bisa sih Kang Adi diungsikan ke Pluto aja, biar gak punya transport buat balik ke Bumi.

Karakter Milea Adnan Hussain menurut gueKadang-kadang gue kagum sama dia. Kalau dia dengar Dilan lagi ada masalah, refleks Milea adalah memastikan Dilan baik-baik aja. Misalnya di buku satu dia berani menerobos masuk ruangan pas Dilan dan Anhar diinterogasi, atau mendatangi Dilan ke warung Bi Eem ketika ia tahu Dilan akan melakukan penyerangan, atau ketika Piyan memberitahunya rencana balas dendam Dilan, malam itu juga ia mendatangi Dilan untuk mencegahnya. Kadang-kadang gue suka gregetan sama keramahan Milea yang disalahartikan banyak cowok. Dia gak judes sih, ah! Dan gue merasa Milea itu cewek yang kuat dalam perjuangannya membiasakan diri tanpa Dilan, tanpa melepaskan perhatiannya terhadap orang-orang di sekitar Dilan seperti Bunda (Bunda adalah ibunya Dilan) dan Dilan sendiri.

Walaupun seharusnya buku kedua ini adalah akhir dari cerita Dilan dan Milea, tetapi ada bagian-bagian tertentu yang gak terjawab.

#1 Pada saat Piyan mengatakan kalau Dilan sudah punya pacar baru walaupun baru putus dari Milea. Yang kata Milea dijelaskan, kelak, ia akan tahu kalau itu kabar bohong yang sengaja dibikin Dilan. Oh please deh Dilan! Yang kek begini menurut gue udah termasuk ‘drama’ banget. Kenapa Dilan harus bohong? Kayaknya gue bisa nebak jawabannya. Kapan Milea mengetahui kalau itu kabar bohong? Gak ada jawabannya di buku kedua.

#2 Masalah apa yang membuat Akew sampai meninggal? Gue paham novel ini dari sudut pandang Milea, jadi gak bisa dijelaskan. Karena yang tahu jawabannya dengan jelas adalah Dilan.

#3 Siapa ‘sebenarnya’ perempuan yang bersama Dilan saat pemakaman ayahnya? Ini juga Dilan yang tahu jawaban jelasnya.

#4 Kenapa Dilan gak minta balikan sama Milea? Bukannya Dilan sayang banget sama Milea Adnan Hussain?

#5 Bagaimana perasaan Mas Herdi harus bersaing dengan Dilan di hati Milea? Gue paham kok, Milea harus move on karena dia gak punya pilihan lain. Kalau masih pacaran, okelah selingkuh hati. Tapi kalau sudah menikah, ah.. itu udah serius banget.

Gue dengar kabar, katanya akan ada cerita dari sudut pandang Dilan. Dari pengalaman, gue selalu kehilangan ketertarikan terhadap karakter utama cowok setelah membaca isi pikirannya. Dan gue paling males kalau beli novel dengan alur cerita yang sama, namun dari sudut pandang yang berbeda. Tapi kalau untuk Dilan, kayaknya kebeli lagi deh. Aduuuh!

Untuk Dilan, kamu sebenarnya nyata atau enggak sih? Aku gak suka dibuat penasaran, jadi dimohon secepatnya melakukan konfirmasi terhadap pertanyaan-pertanyaanku di atas. Oya, jangan suka datang ke hati Milea lagi, dia udah punya suami. Kamu sih, telat!

Buku ini dapat dibaca di perpustakaan SMA Negeri 3 Yogyakarta

0 komentar: