Penerbit : DIVA Press
Tahun : 2012
Tempat Terbit : Yogyakarta
Genre : Novel Islami
Kolasi : 291 p. ; 20 cm
Sinopsis :
Inilah kisah cinta unik dari negeri sutra yang mengalir lembut, namun kaya kejutan. Xiao Tian adalah seorang desainer kain sutra kondang di Shanghai. Ia mengelola bisnis keluarga bersama sang kakak, Xiao Fu, dan sang isteri, segemilang itu. Ia kehilangan sang suami ketika terjadi sebuah sabotase yang dilakukan oleh seorang kerabatnya di pesta pernikahannya. Xiao Tian pun mengalami kenyataan bahwa sosok yang dicintainya tidak mungkin kembali kepadanya.
Sementara itu, seorang pria bernama Yusuf rupanya menyimpan rahasia masa lalu yang cukup panjang. Ia yang kini bermukim di PUlau Batam menyadari bahwa keberadaannya di tanah itu pasti ada sebab musababnya. Amnesia yang pernah dideritanya memang telah menghapus sejumlah memorinya, terutama tentang sosok wanita yang pernah ia cintai. Namun, waktu membuat sebuah tabir terbuka, dan memperlihatkan sebuah kenyataan yang pahit.
Sementara itu, seorang pria bernama Yusuf rupanya menyimpan rahasia masa lalu yang cukup panjang. Ia yang kini bermukim di PUlau Batam menyadari bahwa keberadaannya di tanah itu pasti ada sebab musababnya. Amnesia yang pernah dideritanya memang telah menghapus sejumlah memorinya, terutama tentang sosok wanita yang pernah ia cintai. Namun, waktu membuat sebuah tabir terbuka, dan memperlihatkan sebuah kenyataan yang pahit.
Novel ini, dengan gaya memikat dan imaji yang cerdas, meghadirkan hiruk pikuk kehidupan kota fashion Shanghai dengan persaingan bisnis kain sutra yang amat ketat, tradisi lokal masyarakat Cina dan kehidupan kalangan minoritas muslim di negeri tirai bambu tersebut serta percintaan jarak jauh antara Shanghai dan Pulau Batam.
Tidak akan pernah ada hari bila gelap
tak pernah menyapa bumi
Tidak akan pernah ada tahun bila musim
tak pernah berganti
Tidak akan pernah ada kelahiran bila luka itu
tak pernah terjadi
Manusia hanya mengikuti takdir dan sedikit pun tak
akan pernah dapat mengubah ketetapan Nya
Dan benarkah buah dari kesabaran itu lebih
manis daripada madu?
Sesungguhnya, penyimpan energi yang sangat
besar itu bernama : kerinduan
Selamat membaca
hanya di Perpustakaan Padmanaba
0 komentar:
Post a Comment