Negeri Di Ujung Tanduk

Pengarang   : Tere Liye
Penerbit        : Gramedia
Tahun             : 2013
Tempat          : Jakarta
Kolasi            : 359 halaman
Kode Buku    : 899.221 LIY n
ISBN              : 9789792294293
Abstrak          : 
Dengan menumpang helikopter Lee, setengah jam kemudian aku tiba di rumah sakit tempat Om Liem lebih dulu dibawa. Menurut informasi dokter, kondisi Om Liem stabil meski fisiknya lemah, harus banyak tidur, beristirahat. Situasi fisiknya amat lemah, harus banyak tidur, beristirahat. Situasi terburuk baginya adalah harus berjalan dengan tongkat jika ternyata kaki kanannya tidak bisa digerakkanlagi seperti semula karena tertembus peluru. Itu tidak terlalu buruk, mengingat masih banyak kemungkinan yang lebih mengerikan yang bisa terjadi di atas kapal kontainer itu.
Rudi dan Detektif Liu masih di atas kapal, mengurus penangkapan besar-besaran. Seluruh tersangka dinaikkan ke atas kapal polisi, dibawa ke markas besar kepolisian Hong Kong. Jika semua urusan administrasi selesai, pesawat Hercules milik angkatan udara yang dibawa Rudi sepertinya penuh sesak saat kembali ke Jakarta, membawa sebagian  besar anggota mafia hukum ring pertama dalam daftar yang dibuat Kris. Ada banyak kasus hukum yang menunggu mereka, proses pengadilan massal telah menunggu di Jakarta.
Tuan Shinpei, yang memiliki paspor Hong Kong, ditahan satuan khusus antiteror Hong Kong SAR. Lebih banyak tuntutan yang harus dia hadapi di sini, termasuk jebakan yang dia lakukan di kapal pesiar. Dia mengakui sendiri hal itu sebelum baku tembak terjadi dan Detektif Liu merekam merekam semuanya. Itulah kenapa Rudi terus menahanku bertindak, dengan menempelkan moncong pistol di pelipis lebih keras, agar lebih banyak informasi yang diperoleh. Tuan Shinpei, pemilik bisnis besar di Hong Kong, penguasa dunia hitam di Hong Kong, orang nomor satu dalam mafia hukum di Jakarta telah tamat riwayatnya, tidak ada celah hukum yang bisa dia rekayasa.
 
 >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Di Negeri di Ujung Tanduk kehidupan semakin rusak, bukan karena orang jahat semakin banyak, tapi semakin banyak orang yang memilih tidak perduli lagi.
Di Negeri di Ujung Tanduk para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan, bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian.
Tapi di Negeri di Ujung Tanduk setidaknya, kawan, seorang petarung sejati akan memilih jalan suci, meski habis seluruh darah di badan, menguap segenap air mata, dia akan berdiri paling akhir, demi membela kehormatan.

Silahkan menyimak cerita lengkapnya
di Perpustakaan SMA Negeri 3 Yogyakarta

0 komentar: