Rembulan Tenggela, Di Wajahmu

Pengarang   : Tere Liye
Penerbit        : Gramedia
Tahun             : 2009
Tempat          : Jakarta
Kolasi            : 426 halaman
Kode Buku    : 899.221 LIY r
Abstrak          :

Berpilin. Terlemparkan. Silau. Memedihkan mata. Kembali di ruangan Rumah Sakit. "Itulah jawaban atas lima pertanyaanmu, Ray." Orang dengan wajah menyenangkan itu berkata lemah, cahaya mukanya masih redup oleh sisa-sisa kesedihan baru-baru saja.
"Tentang nama anak perempuanmu, dan berbagai bagian yang tidak terjelaskan, semoga langit berbaik hati memberitahu. kalau pun tidak, begitulah kehidupan. Ada, yang kita tahu. Ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, degan ketidaktahuan itu bukan berarti Tuhan jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri."
"Anak itu akan mendapatkan jawaban atas lima pertanyaanya. Aku tidak tahu bagaimana, kapan, dan oleh siapa. Tetapi aku bisa meninggalkannya, karena hatinya terlahir baik, ia akan menjalani kehidupan ini dengan baik. Anak itu sungguh berbeda dengan kau Ray, lihatlah, anak itu di tengah sesaknya malam ini bahkan masih sempat menyesali telah membuat jengkel penjaga Pantai dengan pertanyaan-pertanyaannya."
Pasien itu menyeka ujung hidungnya yang tersumbat.
"Sebelum aku pergi, sesuai janjiku, aku akan memberitahu kenapa kau sampai mendapatkan kesempatan hebat ini, Ray. Kenapa kau samapai mendapatkan kesempatan perjalanan mengenang masa lalu. Kenapa kau berhak mendapatkannya? Itu semua karena rembulan." Orang dengan wajah menyenangkan itu perlahan kembali tersenyum ramah.
"Setiap kali kau memandangnya, kau selalu berterimakasih kepada Tuhan. Setiap kali kau menyimaknya, kau selalu merasa kuasa Tuhan menjejak setiap sudut bumi di mana cahaya rembulan menyentuhnya. Kau memiliki cara berinteraksi yang luar biasa dengan kuasa langit, Ray ... Aku memang mengutuk, membantah, berprasangka buruk kepada Tuhan, tetapi kau jujur. Kau tidak pernah berdusta saat menatap remhulan. Tidak pernah munafik. Apa adanya. 
"Kau selalu merasa andaikata semua kehidupan ini menyakitkan di luar sana pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan. Kemudian kau akan membenak, pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan di langit. Kau tidak tahu apa itu, karena ilmumu terbatas, pengetahuanmu terbatas. kau hanya yakin, bila yang lebih mempesona dibandingkan menatap sepotong rembulan yang bersinar indah.
"Aku benar, Ray. Ada satu janji Tuhan. Janji Tuhan yang sungguh besar, yang nilainya beribu kali tak terhingga dibandingkan menatap rembulan ciptaanNya. tahukah kau? Itulah janji menatap wajahNya. Menatap wajah Tuhan. Tanpa tabir, tanpa pembatas. Sat itu terjadi masa sungguh seluruh rembulan di semesta alam tenggelam tiada artinya. Sungguh seluruh pesona dunia akan layu. Percayalah selalu atas janji itu, Ray, maka hidup kita setiap hari akan terasa indah." Orang dengan wajah menyenangkan itu menyentuh lembut bahu pasien di hadapannya.

0 komentar: