Hafalan Shalat Delisa

Pengarang      : Tere Liye
Penerbit          : Republika
Tahun               : 2008
Genre              : Fiksi - Novel
Kolasi              : vi, 266 p. ; 20.5 cm
ISBN                : 9789793210605

Ringkasan       : 
Adzan shubuh dari meunasah terdengar syahdu. Bersahutan satu sama lain. Menggetarkan langit-langit Lhok Nga yang masih gelap. tapi jangan salah, gelap-gelap begini kehidupan sudah dimulai. Remaja tanggung sambil menguap menahan kantuk mengambil wudhu. Anak lelaki bergegas menjamah sarung dankopiah. Anak gadis menjumput lipatan mukena putih dari atas meja. Bapak - bapak membuka pintu rumah menuju meunasah. Ibu-ibu membimbing anak kecilnya bangun shalat berjamah. 
"Allahu-akbar!"
Seratus tiga puluh kilometer dari Lhok Nga. Persis ketika Delisa usai bertakbiratulihram. Persis ucapan itu hilang dari mulut Delisa. Persis di tengah lautan luas yang berteriak tenang. Persis di sana! LANTAI LAUT RETAK SEKETIKA. Dasar bumi terban seketika! Merekah panjang ratusan kilometer. Menggetarkan melihatnya. Bumi menggeliat. Tarian kematian itu mencuat. Mengirimkan pertanda kelam menakutkan.
"Allahu-akbar ka-bi-ra walham-dulillahi ka-si-ro ...
Ya Allah, terban itu seketika membuncah bumi. Tanah bergetar dahsyat, menjalah menggetarkan seluruh dunia radius ribuan kilometer. Bumi bak digoyang tangan raksasa. Dan .. Ya Allah, air laut seketika bagai mendidih. Tersedot ke dalam rekahan tanah maha luas itu. Tarian kematian semakin mengerikan. Aroma tragedi besar menggantung di langit-langit samudera. Ratusan ribu penduduk Aceh dan sekitarnya tidak tahu. Miliaran penduduk langit Lhok Nga. Melesat siap menjemput.
Gempa menjalar dengan kekuatan dahsyat. Banda Aceh rebah jimpa. Nias lebur seketika. Lhok Nga menyusul. Tepat ketika di ujung kalimat Delisa mengucapkan kata wa-ma-ma-ti, lantai sekolah bergetar hebat. Genteng sekolah berjatuhan. Papan tulis lepas, berdebam menghajar lantai. Tepat ketika Delisa bisa melewati ujian pertama kebolak-balikannya, Lhok Nga bergetar terbolak- balik. 
Gelas tempat meletakkan bunga segar di atas meja Bu Guru Nur jatuh. Pecah berserakan di lantai, satu beling menggores tangan Delisa. Menembus bajunya. Delisa mengaduh. Ummi dan ibu-ibu berteriak di luar. Anak-anak berhamburan berlarian. Berebutan keluar dari daun pintu. Situasi menjadi panik. Kacau balau. GEMPA! GEMPA!  Orang - orang berteriak di luar sana.


 

0 komentar: