Bliss : The Bliss Bakery Trilogy #1

Pengarang    : Kathryn Littlewood
Penerjemah  : Nadia Mirzha
Penyunting    : Lulu Fitri Rahman
Editor            : Aini Zahra
Penerbit        : Noura Books
Tahun             : 2015
Tempat          : Bandung
Kelas             : 899.221 LITT b
Subjek           : Novel - Terjemahan
Kolasi            : viii, 308 p. ; 20 cm
ISBN              : 9789794336908
Prolog
Ketika musim panas pada ulang tahunnya yang kesepuluh, Rosemary Bliss melihat ibunya mengaduk halilintar ke dalam semangkuk adonan dan mengetahui dengan seyakin-yakinnya bahwa orangtuanya menggunakan sihir di toko roti Bliss.
Pada bulan itu, Kenny, putra bungsu keluarga Calhoun yang berusia enam tahun, berkeliaran di garfu listrik yang terbuka di stasiun kereta. Dia menyentuh tombol yang salah dan nyaris tersengat listrik. Serangan itu tidak menewaskannya. Namun, cukup untuk membuat rambutnya berdiri kaku dan menyebabkannya dirawat di rumah sakit.
Ketika ibu Rose, Purdy, mendengar kabar bahwa Kennya sedang koma, dia langsung menutup roti dan berkata, "Tak ada waktu untuk membuat kue," lalu mulai bekerja di dapur. Dia tidak mau disuruh makan ataupun tidur. Dia terus bekerja selama bermalam-malam. Ayah Rose, Albert, mengawasi adik-adik Rose, sementara Rose memohon kepada ibunya agar diizinkan membantu di dapur. Namun, Rose malah diberi tugas ke luar pergi ke kota untuk membeli bahan-bahan tambahan, seperti tepung, cokelat pekat, atau vanili tahiti.

Akhirnya, pada minggu sore, saat badai terdahsyat sepanjang musim panas melanda tempat tinggal mereka di Calamity Falls, diiringi gemuruh halilintar, dan hujan lebat yang menghantam atap rumah bagaikan dilempari batu, Purdy mengumumkan, "inilah saatnya."
Purdy berdiri di atas mangkuk logam berisi adonan lembut berwarna putih. Dengan hati-hati dia menempatkan stoples tadi di atas mangkuk lalu membuka tutupnya. Pendaran kecil biru itu tumpah dari toples dan meliuk -liuk bagaikan ular, mengubah segalanya menjadi warna kehijauan yang bercahaya. Purdy mengaduk adonan itu dengan sendok dan berbisik, "Electro Correcto." Kemudian, dia menuangkannya ke dalam loyang dan memasukkannya ke oven.
Pagi harinya, Purdy meletakkan roti tersebut ke piring, menambahkan frosting dari kantong semprot, dan berteriak kepada Albert, "Ayo kita pergi!" 
Rose tak akan mengira kondisi Keeny sangat parah jika melihat keadaan luarnya sedikit lebih tenang daripada biasanya, sedikit lebih biru daripada orang normal. Tapi beberapa mesin yang tampak mengerikan tersambung dengan tubuhnya, dan denyut jantungnya berdetak lemah di ruangan kecil itu.
Purdy hanya menghampiri Kennya dan perlahan mengusapkan remah kue ke mulut anak itu. Purdy menyelipkan segumpal kue ke mulut Kenny. Kali ini, lidah Kenny bergerak dan terdengar suara menelan yang lebih keras. Kemudian, Purdy menjejalkan segumpal kue penuh ke mulut Kenny dan rahang anak itu seolah bergerak dengan sendirinya. Kenny mengunyah dan menelan, dan sebelum membuka mata.
Sejak itu. Rose menyadari bahwa gosip-gosip itu benar. Kue-kue dari toko roti Follow Your Bliss memang ajaib. Kedua orangtuanya, meskipun tinggal di kota kecil dan hanya memiliki satu mobil minivan serta terkadang mengenakan tas pinggang, adalah ahli sihir dapur.


0 komentar: