Endless Winter in Korea : Love has different shapes, like this falling snow in winter

Pengarang    : Rizki De 
Editor             : Yashinta
Setting           : Ery Hermawan
Desain Cover : dan_dut
Korektor         : Andang 
Penerbit         : Sheila
Tahun              : 2014
Tempat           : Yogyakarta
Kelas              : 899.221 RIZ e
Subjek            : Fiksi - Roman
Kolasi             : viii, 424 p. ; 21 cm
ISBN               : 9789792943542
Ringkasan     :
Prologue
Aku duduk di ruang tunggu sambil memainkan ponsel. Di telingaku terpasang earphone dari iPod yang sedang diputar lagu. Sebuah koper hitam besar berdiri di sebelahku. Di tubuhku yang dilapisi jumper biru, melilit tas selempang hitam bergaris abu-abu butut.Fokusku sepenuhnya terarah pada game kecil bergaris dalam ponsel sejenis game Angry Bird untuk bocah.
Suara - suara ribut orang-orang berlalu-lalang tidak mengusikku, begitu juga dengan suara wanita yang mengumumkan tentang keberangkatan pesawat yang sebentar lagi lepas landas. Aku tidak perduli dengan pandangan aneh beberapa orang yang melihatku tengah serius seperti seorang gamer autis yang duduk sendirian di deretan bangku kosong. Dalam prinsipku, selama tidak melakukan hal salah, aku tidak perlu terlalu memikirkannya. Benar, kan?
Yap. kali ini aku memang sedang berada di bandara. Tepatnya bandara Soekarno Hatta di terminal keberangkatan Internasional. Duduk seorang diri di kursi. Menunggu pesawat yang jadwalnya di delay dingga dua jam lebih. Karena itu sekarang mood ku jelek. Membuat tanganku tidak berhenti memencet-mencet kasar tombol ponsel untuk memenangkan game di level berikutnya. Jadi jangan salahkan kalau sesampainya di bandara transit nanti aku menghamburkan uang untuk membeli ponsel baru dan sekantong cokelat.
Sebenarnya kekesalanku ini tidak murni karena jadwal pesawat yang di tunda, tapi dikarenakan sebab  lain, orang tuaku. Mereka melarangku untuk kuliah di Amerika. Mereka bilang terlalu jauh dan pergaulannya sangat bebas. Sebagai gantinya mereka memberikanku dua pilihan lain karena aku terus bersikeras ingin kuliah di luar negeri : Jepang atau Korea.
Aku menarik napas dalam. Udara dingin dapat kurasakan di dekat jendela. Kusentuhkan jari-jari ke permukaan kaca. Rasa dingin menyentuh kulitku. Kembali teringat kenangan saat aku masih kecil tentang pangeran salju. Bibirku tanpa sadar tersenyum. Ada kepedihan di hatiku dengan hanya mengingatnya. Namun semuanya telah berakhir dan dongeng telah selesai.
Kembali kupandangi langit bersalju. Kepingan putih itu sangatlah indah. Tidak ada bentuk yang sama, seperti hidup manusia yang selalu memiliki kisah berbeda. Itulah yang dikatakan seseorang padaku, empat belas tahun lalu. Kepingan kecil ini memiliki waktu hidup singkat. Jatuh, terinjak, dan mencair. Manusia juga demikian. Mereka semua memiliki waktu singkat. Hanya sedikit saja dari mereka yang menyadari hal tersebut.
Aku sangat menyukai salju. Keping-kepingan mungil itu mengingatkanku pada kisah dari sebuh alunan lagu. Lagu tanpa lirik dari akustik gitar yang tiga tahun lalu pernah kudengar. Lagu pertama menarikku sepenuhnya pada orang itu. Mari temukan apa yang sesungguhnya tak pernah berakhir di dalam novel ini.
 

0 komentar: