Kuliner Jawa Serat Centhini

Pengarang     : Wahjudi Pantja Sujanta
                          Sumarno
                          Titi Mumfangati    
Penerbit         : Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta
Tahun              : 2014
Genre             : Karya Tulis Ilmiah 
Kolasi             : xii,158 p. ; 24 cm
Sinopsis 
Intro                :
Naskah - naskah kuna Jawa sampai saat ini masih tersimpan di perpustakaan yang ada di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur maupun Perpustakaan Nasional Jakarta. Naskah - naskah yang ada di Jawa Tengah disimpan di Perpustakaan Sanapustaka Kraton Surakarta, Reksapustaka Mangkunegaran dan Museum Radyapustaka. Adapun naskah kuna Jawa di Yogyakarta disimpan di Perpustakaan Widyabudaya Kraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, Museum Sanabudaya dan Perpustakaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta.  

Naskah - naskah kuna Jawa umumnya lahir dari dalam kraton yang ditulis oleh para pujangga kraton atau oleh seorang raja. Salah satu yang dikenal pandai menulis dalam hal sastra Jawa adalah Paku Buwana V. Satu karya sastra yang menjadi karya besar naskah Jawa adalah serat Centhini. Disebutkan oleh Behrend (1990:264) jumlah naskah serat centhini yang utama lebih dari 200 buah. hal ini terkandung banyak informasi, antara lain: pendidikan, sejarah, arsitektur, pengetahuan alam, falsafah, agama, tasawuf, adat-istiadat. psikologi, ramalan, mistik, seni, flora, makanan tradisional, ramuan jamu atau obat tradisional, jenis-jenis tanaman dan kisah percintaan. Oleh karena Serat Centhini berisi berbagai macam pengetahuan tersebut maka sering disebut dengan Ensiklopedi Kebudayaan Jawa (Marsono, 2004 : v)    
Kuliner atau Serat Centhini mencakup makanan dan minuman, maupun ramuan jamu. Kuliner yang berupa makanan kecil atau kudapan lebih dikenal sebagai jajanan pasar sedangkan minuman dan ramuan jamu sering disebut dengan minuman atau unjukan. Berbagai jenis kuliner yang termasuk makanan yang terkandung dalam Serat Centhini berbahan dasar dari pala kependhem (umbi-umbian), pala gumantung (buah-buahan), dan pala kesimpar (buah di atas permukaan tanah). Selain sebagai makanan pokok, hasil bumi tersebut juga menjadi hidangan untuk berbagai kondisi, seperti perjamuan tamu, kelengkapan upacara adat, bergotong royong dan sebagainya. Kuliner yang berupa minuman antara lain : teh, kopi, wedang bunga srigading, minuman blimbing wuluh, minuman bunga tempayang, minuman bunga sridenta, wedang jahe, wedang daun kemadhuh, wedang temulawak, legen, air kelapam cao, maupun dhawet. 
Makanan pada Serat Centhini tidak hanya dihidangkan pada saat makan utama saja, tetapi juga pada peristiwa-peristiwa penting lainnya. Serat Centhini juga menyebutkan, sajian makanan khusus juga diberikan kepada tamu yang datang ke rumah. Hidangan ini terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, minuman dan aneka buah. Makanan utama yang biasa disajikan bisa berupa nasi liwet, nasi tumpeng, nasi uduk, nasi golong, nasi ketan, nasi megana, nasi kebuli, dan nasi jagung. Lauk pauk yang dihidangkan meliputi lauk hewani seperti ayam panggang, ayam goreng, sate ayam, age, dhendheng goreng, dhendheng bakar, empal rempah, besengek, bekakas, pepes ikan, gulai kambing, mangut, telur asin, dan opor. Lauk pauk nabati meliputi sayur bening, sayur lodheh, brongkos, pecel, gudhangan, gudheg, bongko, kemangi, timun, sambal goreng, sambal bawang, dan sambal kacang. Minuman yang dihidangkan untuk tamu adalah air putih, legen, air kelapa, wedang temulawak, wedang jahe, wedang seruni, dan minuman blimbing wuluh. Pada umumnya minuman dihidangkan bersamaan kudapan seperti : puthu, carabikan, mendut, semar mendem, aneka jenang, wajik, gembili, lemper, brem, dan pipis kopyor. Adapun buah - buahan yang dihidangkan sebagai pencuci mulut adalah keprok, dhuku, manggis, kokosan, pakel, durian, salak, kepundhung, pijetan, dhawet, dan srikaya.

Keanekaragaman makanan dan minuman dalam serat Centhini ini dapat anda baca di Perpustakaan SMA Negeri 3 Yogayakarta    
  

0 komentar: