LSS Reboeng Diskusi dan Berbagi Buku Dongeng Sebagai Kekayaan Budaya dan Kearifan Lokal, di Buang? Jangan!

Lembaga Seni dan Sastra Reboeng pada hari sabtu, 13 Februari 2016 mengadakan kegiatan diskusi dan pembagian buku Dongeng Negeri Kita : Antologi Cerita Rakyat Nusantara. Kegiatan ini bertempat di gedung Balai Bahasa Yogyakarta jalan Dewa Nyoman Oka No 34 Yogyakarta. Mengundang narasumber diantaranya : Prof Dr Faruk Tripoli, SU, Ir. Yuswadi Saliya, M.Arch, dan Laora Arkeman (Penerbit Padasan), dengan moderator Drs. Herry Mardiyanto.
Buku berjudul Dongeng Negeri Kita, sebagai salah satu karya dari LSS Reboeng bekerjasama dengan Lembaga Balai Bahasa
Yogyakarta dan penerbit Padasan. Tujuannya adalah mengumpulkan beragam cerita rakyat nusantara dalam sebuah antologi. Upaya merekam kearifan masa lalu, dari berbagai daerah yang terdapat di wilayah nusantara. 35 judul cerita rakyat di dalamnya sebagai pengawal mahakarya ini yang terangkum dalam dua bahasa : Indonesia dan bahasa Inggris. Maksud agar pembaca dari beragam suku/ etnis di negara lain dapat turut membacanya sebagai khasanah dongeng dunia.
Buku setebal 817 halaman disajikan dalam bentuk fiksi realis, sebagai bagian dari sejarah peradaban manusia. Melalui dongeng seseorang mampu menuturkan tentang cerita nenek moyang mereka kepada anak cucunya. Melalui hikayat, mitos, maupun legenda. Dongeng yang bertujuan mengajarkan generasi selanjutnya bagaimana membedakan antara nilai moral baik dan buruk, benar atau salah, pantas atau tidak, mengajarkan menghormati pada orang lebih tua, ayah ibu, tetua adat, nenek dan seterusnya. Mengajarkan sikap patriot, kejujuran, berbuat baik, atau memilih yang terbaik dari situasi buruk.
Buku ini dibagikan secara cuma-cuma kepada beberapa sekolah TK, SD, SMP, SMA di kota Yogyakarta, dan Universitas Negeri di Jogja. Sebagai kekayaan referensi buku dongeng yang bermanfaat untuk kegiatan pembelajaran bagi guru, siswa sekolah di lingkup kota yogyakarta.  

0 komentar: