Di Kaki Bukit Cibalak

Pengarang   : Ahmad Tohari
Penerbit        : Gramedia
Tahun             : 2014
 Tempat          : Jakarta Selatan
Kolasi            : 170 halaman
Kode Buku    : 899.221 TOH d
Abstrak          : 

Amat banyak yang dialami Pambudi selama tinggal di Yogya tiga tahun terakhir ini. tahun pertama, setelah meningglakan toko arloji itu ia bekerja pada hari-an Kalawarta. Pak Barkah membimbingnya sehingga anak Tanggir itu bisa menjadi seorang jurnalis tanpa pendidikan formal. Nasih dalam tahun pertama, Pambudi masu ke fakultas teknik. Sungguh, tanpa kemauan yang keras ia tidak akan mungkin bekerja untuk Kalawarta. Juga tidak bisa diabaikan sikap Pak Barkah yang tidak hanya menganggap Pambudi sebagai pegawainya. Orang tua itu dengan sungguh-sungguh mengerahkan perkembangan Pambudi. Di samping Pambudi memang menjadi tenaga penting dalam harian kalawarta, Pak Barkah masih mempunyai alasan moral untuk membina anak Tanggir itu lebih lanjut.tahun kedua, Pambudi mendapat pukulan batin yangkeras. 
Sanis, yang sedang dinanti kematangannya, diambil oleh Pak Dirga. Pambudi tidak malu mengakui bahwa sakitnya menghadapi kenyataan bahwa dirinya tidak cukup berharga di mata anak Pak Modin itu. Lebih sakit daripada menerima dakwaan melarikan uang milik koperasi Desa tanggir. untung, ia berangsur-angsur  dapat  melupakan kesusahannya dengan sikap terbuka. Pambudi waktu itu menceritakan dengan terus terang kapada Pak Barkah apa yang baru saja dialaminya. Senyum Pak Barkah, petuah-petuahnya, mampu meyakinkan Pambudi, bahwa bagi seorang laki-laki cinta bukanlah segalanya. Bagaimana Pambudi bisa meyakini kata-kata atasannya, terbukti ketika beberapa bulan kemudian Sanis sudah menjadi janda Pambudi tidak lagi berminat padanya.
Perubahan yang mendasar mulai merambah Desa Tanggir pada tahun 1970-an. Suara orang menumbuk padi hilang, digantikan suara mesin kilang padi. Kerbau dan sapi pun dijual karena tenaganya sudah digantikan traktor. Sementara, di desa yang sedang berubah itu muncul kemelut akibat pemilihan kepala desa yang tidak jujur. Pambudi, pemuda Tanggir yang bermaksud menyelamatkan desanya dari kecurangan kepala desa yang baru malah tersingkir ke Yogya. Di kota pelajar itu Pambudi bertemu teman lama yang memintanya meneruskan belajar sambil bekerja di sebuah toko. Melalui persuratkabaran, Pambudi melanjutkan perlawanannya terhadap Kepala Desa tanggir yang curang, dan berhasil. Tetapi pemuda Tanggir itu kehilangan gadis sedesa yang dicintainya. Dan Pambudi mendapati ganti, anak pemilik toko tempatnya bekerja, meski harus mengalami pergulatan batin yang meletihkan.

Silahkan membaca buku ini di 
Perpustakaan SMA Negeri 3 Yogyakarta


0 komentar: